“Ada ucapan orang, jadi pejabat itu bukan untuk bersenang-senang dan mencari kekayaan, tetapi rela menderita, sibuk dan jadi ‘tong sampah’ serta berpotensi berhadapan dengan hukum”
TAPAKTUAN, inforakyat.co – Sebagai pejabat pemerintahan, Bupati Aceh Selatan H. Mirwan MS, SE, M.Sos terlihat super sibuk, nyaris tiada waktu untuk istirahat, sejak dilantik menjadi Bupati bersama Wakil Bupati H. Baital Mukadis, SE periode 2025-2030, hari-hari yang dilalui penuh agenda dan pelayanan masyarakat.
Merekam jejak sang pimpinan daerah berjuluk negeri Pala, H. Mirwan MS nyaris tidak ada kesempatan beristirahat, hal tersebut diintai dari sudut pandang kacamata jurnalis dan berbagai komponen.
"Baru sebentar terlihat berada di Aceh Selatan, tidak lama kemudian terbang lagi dinas luar kota, ke provinsi Aceh hingga Jakarta. Jika bapak bupati masuk kantor, beliau sering bekerja dan menggelar rapat hingga larut malam," ucap salah seorang pejabat kepada inforakyat.co, meminta jati dirinya tidak dipublikasi, Kamis (21/8/2025).
Pernyataan pejabat itu memang masuk akal, namun tidak semua agenda teridentifikasi para kuli tinta. Salah satu bukti, pada Senin, 11 Agustus 2025 lalu, H. Mirwan MS, SE, M. Sos didampingi Wakil Bupati H. Baital Mukadis, SE melantik 71 Pejabat (Pj), 14 Plt Keuchik dan 4 Imum Mukim di Gedung Agam Tapaktuan.
Usai acara dan balik ke pendopo, sejumlah delegasi dari berbagai elemen dan lembaga sudah menunggu dengan durasi waktu lumayan lama. Sebagai pimpinan, Mirwan MS harus melayani sekaligus berdiskusi tentang ikhwal yang dibicarakan.
Baca Juga:
Urus Surat Kesehatan di RSUD-YA Tapaktuan Rp.380 ribu, Direktur Bilang Dasarnya Qanun 2 Tahun 2024
Belum usai menerima dan melayani tokoh masyarakat dan sejumlah pejabat Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), seiring itu pula unsur Forkopimda mulai berdatangan menghadiri pelantikan Direktur PDAM Tirta Naga yaitu Abdillah Ahmad, SE, masa bakti 2025-2030 di Hal Pendopo.
Kala itu, wartawan media ini ada disana, meliput, melihat dan memantau perkembangan. Selesai melantik dan mengambil sumpah Direktur PDAM Tirta Naga Tapaktuan definitif, agenda spontanitas kembali hadir bersama Forkopimda.
Begitu keluar dari ruangan Hal Pendopo untuk berangkat ke Kluet Tengah Menggamat, dalam rangka meninjau aktivitas penambangan bersama Kapolres, Dandim dan pejabat teras lainnya. Sejumlah tamu dari berbagai unsur sudah menunggu, include perwakilan Imum Mukim.
Baca Juga:
Potensi PPPK Paruh Waktu 4.099 Honorer, Polres Aceh Selatan Buka Pelayanan SKCK 1 x 24 Jam
"Sangat sayang kita lihat bapak bupati, pada hal dia pejabat dan pimpinan daerah, tidak semestinya main serobatan. Seharusnya diberlakukan sistem protokoler sehingga lebih tertib, aman dan lancar. Sebenarnya, yang lebih penting untuk urusan pemerintahan dan rakyat itu dulu diutamakan, bukan asal sodor proposal," papar warga Labuhan Haji berinisial Z.
Saat itu, terlihat jelas meskipun tidak diabadikan, sejumlah orang berbicara dengan H. Mirwan MS sambil berdiri dan saling mendobrak. Sampai di depan pintu Pendopo pun masih ada oknum menyodorkan kertas yang diduga proposal permintaan disposisi.
Sore melangkah senja, udara panas siang itu mulai diterpa angin sepoi-sepoi, H. Mirwan MS naik mobil plat BL 1 T, sementara Wakil Bupati H Baital Mukadis menyelinap dalam BL 2 T, kemudian disusul Kapolres, Dandim dan sejumlah pejabat berkompeten lainnya dengan pengawalan ketat dari jajaran Polres Aceh Selatan. Rombongan bertolak ke Kluet Tengah, Manggamat.
Informasi dihimpun, para pejabat yang berangkat melakukan peninjauan lahan dan pertambangan sampai lupa makan malam hingga pukul 01.00 WIB dini hari baru mencicipi nasi.
Dari pantauan dimaksud, dapat disimpulkan beberapa hal, pendopo Bupati sebagai rumah rakyat terbuka 24 jam sehari semalam. Masyarakat rindu bertemu bupati, terlebih dari garis perjuangan alias Tim sukses. Ketiga, selama dilantik, H Mirwan Ms cenderung sering diluar kota untuk memperjuangkan nasib Aceh Selatan di sejumlah Kementerian di Jakarta.
Terakhir, penguatan protokoler harus diperketat, beberapa faktor tersebut merupakan saran, supaya H, Mirwan Ms lebih wibawa dan terfokus melayani masyarakat untuk menggerakan visi dan misi.
Dikutip tulisan Muhammad Hasbar Kuba (Pemuda Aceh Selatan) di sebuah media, katanya, rakyat Aceh Selatan membutuhkan Bupati yang melayani, tetapi bukan sekadar sibuk melayani tamu tanpa henti.
Yang dibutuhkan adalah pemimpin yang hadir sebagai nahkoda, mengarahkan kapal besar daerah menuju tujuan yang jelas. Jika tidak, kepemimpinan akan habis dalam rutinitas melelahkan tanpa hasil nyata.
Maka, sudah saatnya Bupati H. Mirwan MS menata ulang pola kepemimpinannya. Setiap tamu yang diterima haruslah tamu strategis dengan keperluan yang jelas.
Di sinilah peran ajudan (ADC) dan lingkaran dekat Bupati untuk melakukan penyaringan awal, mana yang harus langsung ke Bupati, mana yang cukup didelegasikan ke dinas atau camat.
Tidak ada alasan membuang waktu untuk percakapan basa-basi atau nostalgia yang tidak relevan dengan tugas seorang kepala daerah.
Kini bola ada di tangan H. Mirwan MS. Apakah ia akan tetap terjebak dalam "politik juru tamu" atau berani bertransformasi menjadi pemimpin yang tegas, konsisten, dan fokus pada prioritas rakyat? Sejarah hanya akan mencatat, demikian isi narasi yang dituliskan dan dikutip, Kamis. 21 Agustus 2025 sebagai bahan pengimbang. ||