Catat Point Penting Dialog Bupati Aceh Selatan Bersama PWI, Tekad Kemajuan Daerah hingga Mutasi serta Pelayanan Prima

author
Sudirman Hamid

20 Jun 2025 11:20 WIB

Catat Point Penting Dialog Bupati Aceh Selatan Bersama PWI, Tekad Kemajuan Daerah hingga Mutasi serta Pelayanan Prima
Usai berdialog panjang lebar, Bupati Aceh Selatan H. Mirwan MS, SE, M. Sos didampingi Asisten Pemerintahan H. Kamarsyah, S.Sos, MM dan Asisten Pembangunan Willy Cahyadi Darwin, S.Sos berfoto dengan 13 anggota PWI, Kamis (19/6/2025). INFORakyat/Sudirman Hamid.
“Ternyata terlalu banyak gagasan, ide, upaya dan tekad Bupati/Wakil Bupati Aceh Selatan untuk memajukan daerah tercinta ini, bukan saja melayani masyarakat tanpa pilih kasih tetapi animo mensejahterakan rakyat juga berada pada strata teratas”

SENYUMAN Bupati Aceh Selatan H. Mirwan MS, SE, M.Sos terukir MANIS dibalik wajah tampan dan guratan kewibawaannya, ketika berdialog serius dengan Pengurus dan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) selama beberapa jam di Aula khusus Ruang kerja pimpinan daerah, Kamis sore kemarin, 19 Juni 2025.

Dari skema diskusi dan menjadi catatan penting yang dirangkum https://INFORakyat.co,  didampingi Asisten Pemerintahan H. Kamarsyah, S.Sos, MM dan Asisten Pembangunan Willy Cahyadi Darwin, S.Sos, Bupati H. Mirwan MS membuka peluang dialog dalam pertemuan perdana dengan 13 anggota PWI Aceh Selatan.

Ucapan demi ucapan, gagasan brilian, kebijakan dan langkah pejuang yang ditabuh membuat aura diskusi mencerna dengan narasi kita harus bercermin diri. Dipastikan, nurasi dan sikap kepemimpinannya tidak bisa diintervensi, diasut apalagi mengumbar fitnah.

Keniscayaan ini terkuak dari narasi dialog yang sengaja dikorek awak media yang bernaung di Rumah Besar PWI Aceh Selatan, berikut sejumlah sajian penting semoga masyarakat luas dapat memahami apa yang terpendam di lubuk hati pasangan Mirwar-Baital Mukadis (MANIS).

Upaya dan terobosan untuk membangun Aceh Selatan maju dan produktif terus diterobos ke Pemerintahan provinsi hingga beberapa Kementerian di Jakarta. Progresnya tentu memiliki acuan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), jika belum tertuang maka jangan mendahului.

"Jangankan melobi untuk Aceh Selatan sendiri, sebelum jadi Bupati saya sudah sering membantu daerah lain, baik Aceh maupun daerah lain di Indonesia. Sejauh ini, tanggapan sejumlah Kementerian di Jakarta sangat positif, namun jangan berkata pasti karena efisiensi anggaran sedang melilit nasional. Kita tunggu saja DIPA-nya turun, setidaknya tahun 2026 bisa berbuah kenyataan," beber Mirwan MS.

Dibalik langkah perjuangan yang dipacu dalam program 100 kerja, Nirwan MS membongkar secercah harapan melalui pintu Kementerian Sosial dan Kementerian lain terhadap potensi Pembangunan di semua sektor.

"Alhamdulillah, berkat dukungan dan doa-doa masyarakat, kabupaten Aceh Selatan mendapat bantuan dari Kementerian Sosial untuk Pembangunan Sekolah Rakyat dari 40 kuota kabupaten/kota yang menyebar di Indonesia. Dalam waktu dekat Tim verifikasi akan turun dan membutuhkan lahan seluas 6 hektar," papar Bupati.

Ia juga menjawab pertanyaan wartawan terhadap rencana mutasi/pergeseran pejabat eselon II dan III di Lingkungan Pemkab Aceh Selatan. Alasanya, karena selama ini kemudi kepala dinas banyak di handle Pelaksanaan Tugas (Plt).

"Mutasi itu sifatnya harus, tetapi tidak semena-mena karena meski memenuhi persyaratan dan Persetujuan Teknis (pertek) dari Mendagri. Sebenarnya, jika kami memendam perbedaan politik, asutan dan berbagai laporan, setelah dilantik jadi bupati dan wakil bupati sudah bisa menggelar mutasi," tegasnya.

Saat ini sambung Mirwan MS, tidak ada lagi berbicara kubu ini dan kelompok itu, diberikan kepercayaan kepada pejabat dan ASN untuk berbuat dan bekerja demi kemajuan Aceh Selatan. Toh, selama program 100 hari kerja belum ditemukan ada kendala. Jika memang mampu dan berkualita, kenapa harus dilengserkan.

"Kawan-kawan PWI harus yakin dan percaya, Pilkada itu telah selesai, maka tidak ada lagi perbedaan soal dukung mendukung, terpenting adalah kerja keras, inovasi dan kejujuran serta berikan saran pendapat untuk mewujudkan Aceh Selatan Maju dan produktif. Buktinya, pelajari saja daerah lain, begitu dilantik dor-doran melaksanakan mutasi, padahal kinerja mereka harus diuji terlebih dahulu baru dievaluasi," jawabnya tenang.

Ditanya program dan gagasan lain yang menjadi prioritas, Mirwan mengaku sesuai visi dan misi. Penerapannya di sektor Pertanian, Kelautan dan Perikan, Pariwisata serta pemanfaatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Titik fokusnya mengupayakan mengakomodir apa yang termaktub dalam visi-misi.

"Terbalu banyak gagasan yang sudah dibukukan dalam perencanaan dan menjadi agenda prioritas untuk memajukan Aceh Selatan berbasis maju dan produktif. Sekarang belum saatnya dipublikasi, bekerja dan berikan bukti agar tidak dipelintir obral janji," ungkap Bupati.

Lebih terpana, tatkala Mirwan mengatakan, bisa jadi di Aceh Selatan akan kita hadirkan Genting Highland naik kereta gantung atau Gondola yang ditempatkan di Gunung Lampu (Tapak Tuan Tapa) sebagai ikon Kota legendaris. Pokoknya banyak program yang sudah dituangkan, siang malam digelar rapat bersama SKPK untuk menata langkah kemajuan.

Bukan hanya itu, prospek pertanian dan perikanan sangat menjanjikan, Pelabuhan-pelabuhan nelayan belum mendapat mengembangan maksimal, sesungguhnyapendapatan dan mengembangan perekonomian daerah bertumpu di sektor ini.

"Contohnya, Pelabuhan Tarok Meukek, itu butuh anggaran lebih kurang Rp 100 miliar untuk mendapat objek strategis, berkutat pada APBK Aceh Selatan semata, tentu tidak akan berhasil dibangun. Sektor-sektor prioritas ini menjadi beban mental dan tugas kami sepanjang lima tahun ke depan. Iya, sekarang baru bekerja selama tiga bulan lebih," ucapnya lagi.

Begitu juga hasil pertanian Aceh Selatan, dibeli oleh makelar lalu ditempel label produk lain dan dijual kembali kepada masyarakat Aceh Selatan dengan keuntungan besar.

"Kita ciptakan holding company, nantinya pembelian dan penampungan produksi dilakukan satu pintu, guna menghindari tekanan harga yang merugikan masyarakat sendiri. Pihak holding akan diberikan label Aceh Selatan sehingga mendunia," jelasnya seraya berharap masukan dan pendapat dari masyarakat terhadapan kepentingan umum.

Amatan media ini, dalam aksi diskusi, PWI juga memberikan berbagai masukan bersifat konstruktif dalam membangun daerah bukan mengedepankan "Aku-nya atau kepentingan pribadi".

Ada sejumlah potensi dan tindakan spontanitas yang meski ditindaklanjuti dan digerakan pemerintahan daerah dalam menyahut- aspirasi masyarakat. Intinya, lumbung-lumbung PAD harus menjadi energi baru untuk pemasukan. ||

Tags terkait :

Editor : Redaksi

Kanal : Pemerintahan dan Pembangunan