“Panen seharusnya dijadwalkan pekan kedua bulan oktober 2025, akibat pemadaman listrik berkepanjangan alat blower sebagai pemasok oksigen tidak berfungsi, terpaksa dipanen paksa dan rugi,” ucap Keuchik Hilir Ir. Irmawadi.
TAPAKTUAN, inforakyat.co –
"Panen seharusnya dijadwalkan pekan kedua bulan oktober 2025, akibat pemadaman listrik berkepanjangan alat blower sebagai pemasok oksigen tidak berfungsi, terpaksa dipanen paksa dan rugi," ucap Keuchik (kepala desa) Hilir Ir. Irmawadi kepada inforakyat.co, Rabu (01/9/2025).
Kondisi pemadaman listrik berkepanjangan oleh pihak PT PLN ini, tambah Keuchik, membuat pengurus Bumdes Maju Jaya Gampong Hilir terpaksa panen prematur sebelum wakutnya.
Sebelum disepakati melaksanakan panen premature, pengurus Bundes sudah berusaha mengantisipasi keadaan tersebut, dengan memanfaatkan eingene set sebagai upaya agar blower tetap hidup, namun tidak bertahan lama, pasokan oksigen tidak memadai.
"Panen premature ini dilakukan sebagai langkah alternatif, mengingat resiko kerugian lebih besar karena dikhawatirkan udang akan mati dan jadibangkai. Salah satu solusi harus dilakukan panen dengan menelan kerugian," ujar Irmawandi.
Baca Juga:
Gempar, Tengkorak Ditemukan di Puskesmas Bukit Gadeng, Tim Inafis Polres Aceh Selatan Olah TKP
Atas kondisi ini, pihaknya berharap PT PLN memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami Bundes dan pengusaha lain serta masyarakat akibat listrik dipadamkan, imbau Keuchik.
Direktur Bumdes Maju Jaya Gampong Hilir, Tapaktuan, Ismiadi bersama Keuchik Hilir menyebutkan, estimasi kerugian akibat panen premature usaha udang Vaname sebesar 4 ton.
"Hasil panen yang dipaksakan hanya menghasilkan 1, 2ton udang, dari target 1,6 ton jika masa panen cukup waktu. Kerugian ini murni akibat suplai listrik padam," tutup Ismiadi. ||