“Miris dan memprihatinkan, gini hari masih ditemukan anak didik yang melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama belum pandai dan lancar tulis baca di Kabupaten Aceh Tenggara”
KUTACANE, inforakyat.co– Puluhan murid Sekolah Dasar (SD) hingga pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Aceh Tenggara, Provinsi Aceh terjaring (kedapatan) belum pandai baca tulis.
Berdasarkan informasi diterima INFORakyat.co, terdapat 19 Sekolah Dasar di Kabupaten Aceh Tenggara yang diduga belum maksimal menerapkan sistem Gerakan Literasi Sekolah (GLS), bahkan murid-murid SD tersebut sudah tamat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau SMP sederajat.
Kepala dinas pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Aceh Tenggara, Zulkifli, yang dikonfirmasi melalui via WhatsApp membenarkan ada di temukan anak didik belum pandai baca tulis hingga memasuki sekolah SMP.
Baca Juga:
Di Aceh Tengah, Kapolda Ajak Personel Jangan Lelah Berbuat Baik, Jaga Soliditas dan Profesionalisme
"Benar ada ditemukan pelajar yang masuk SMP kurang lancar baca tulis atau kurang pandai membaca dan menulis. Persoalan ini terjadi disebabkan pada saat penerimaan pelajar baru tidak dibenarkan dilaksanakan seleksi atau tes kemampuan," ungkap Zulkifli kepada inforakyat.co, Kamis 13 November 2025.
Permasalahan ini, ungkap Zulkifli, telah menjadi catatan penting Dinas Pendidikan, pihaknya telah memanggil kepala sekolah tempat asal anak didik itu bersekolah.
"Kami segera melakukan evaluasi terhadap tata cara dan mekanisme belajar mengajar yang diterapkan. Kok masih ada siswa SMP belum lancar baca tulis," tegasnya.
Kadisdik Aceh Tenggara juga mengaku telah mencatat dan memanggil pihak sekolah untuk melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap siswa yang kurang pandai membaca dan menulis, laporan terakhir sudah berjalan 95 persen tuntas, imbuhnya.
Berkenaan dengan temuan tersebut, salah seorang pemerhati dunia pendidikan mengatakan, proses belajar mengajar untuk mendidik generasi cerdas menjadi prioritas pemerintah daerah hingga pemerintah pusat.
"Peluang itu bukan sekedar program belaka, tetapi dibuktikan dengan mengaktipkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak dan seterusnya. Kok baru saat ini Disdik Aceh Tenggara bangun dari mimpi," ujar sumber yang namanya dikantongi redaksi. ||


