Pelatihan Kopi di Bener Meriah Diduga Asal Jadi, “Durasi Dipangkas Kelengkapan Tak Jelas”

author
Iko Prananda

14 Nov 2025 14:57 WIB

Pelatihan Kopi di Bener Meriah Diduga Asal Jadi, “Durasi Dipangkas Kelengkapan Tak Jelas”
Suasana pelatihan budidaya kopi petani Bener Meriah. Foto: warga.
“Kalau memang niatnya membantu petani, jangan setengah-setengah. Dari awal dibilang tiga hari, tapi baru dua hari sudah selesai. Ini jelas membingungkan,” ungkap warga.

REDELONG, inforakyat.co – Program pelatihan budidaya kopi di Kabupaten Bener Meriah menuai tanda tanya besar, sedianya dijadwalkan berlangsung tiga hari, justru diselesaikan hanya dalam dua hari tanpa penjelasan yang jelas kepada peserta.

Sejumlah petani menilai pelatihan tersebut terkesan sekadar menggugurkan kewajiban alias formalitas belaka, diduga hanya untuk merealisasi anggaran tanpa mengedepankan aspek perkembangan.

Pelatihan yang diklaim untuk meningkatkan kemampuan petani dalam budidaya kopi itu awalnya diharapkan menjadi wadah transfer ilmu, mulai dari penyemaian bibit, penanaman, perawatan, pemupukan, hingga penanganan pasca panen.

Peserta juga dijanjikan mendapat pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) sebagai langkah mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang berpotensi merusak tanah.

Namun di lapangan, harapan itu berbanding terbalik dengan kenyataan. Berdasarkan informasi yang diterima inforakyat.co, pelatihan justru dipangkas menjadi dua hari tanpa alasan yang transparan.

"Kalau memang niatnya membantu petani, jangan setengah-setengah. Dari awal dibilang tiga hari, tapi baru dua hari sudah selesai. Ini jelas membingungkan," ungkap salah satu peserta dengan nada kecewa, Jum'at (14/11/2025).

Selain durasi yang dipersingkat alias dipangkas, peserta juga mengaku tidak menerima perlengkapan pelatihan seperti yang dijanjikan sebelumnya.

"Katanya ada perlengkapan pelatihan dan alat praktik, tapi sampai kegiatan selesai, tidak ada kami terima apa-apa," sambungnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Bener Meriah sebelumnya mengumumkan tengah menyiapkan program besar di sektor kopi pada tahun 2026, termasuk rencana hilirisasi seluas 10.200 hektare yang membutuhkan sekitar 10 juta bibit kopi.

Saat ini pemerintah daerah sedang mempersiapkan data CPCL (Calon Petani Calon Lahan) untuk mendukung program tersebut. Namun, dengan pelaksanaan pelatihan yang dinilai tidak maksimal ini, muncul keraguan di kalangan peserta terkait keseriusan pemerintah dalam membangun sektor kopi secara berkelanjutan.

Hingga berita ini dilansir, media ini belum mendapat keterangan dan penjelasan dari panitia pelaksana. inforakyat.comenunggu konfirmasi selanjutnya. ||

Tags terkait :