Aceh Tamiang Terpuruk, Selamat dari Bencana Terserang Penyakit, Kebutuhan Mendesak

author
Sudirman Hamid

08 Dec 2025 08:18 WIB

Aceh Tamiang Terpuruk, Selamat dari Bencana Terserang Penyakit, Kebutuhan Mendesak
Aceh Tamiang porak-poranda akibat terjangan banjir bandang yang membawa bongkahan dan kayu gelondongan menghantam dan menimbun permukiman hingga tak berbekas, Ahad (7/12/2025). INFORakyat.co. (Dok PWI Aceh Tamiang)
“Situasi di lapangan cukup berat. Pengungsi termasuk anak-anak dan ibu-ibu yang mulai sakit, sementara akses terhadap obat-obatan dan tenaga medis masih sangat terbatas,” kata Ketua PWI Langsa, Putra Zulfirman.

BANDA ACEH | inforakyat.co - Situasi pascabencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, semakin memprihatinkan, warga mulai terserang penyakit sementara kebutuhan vital masih minim.

Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Langsa, Putra Zulfirman, melaporkan kondisi riil ke Posko Peduli bencana Banjir dan longsor PWI Aceh di Banda Aceh, Ahad, 7 Desember 2025 sore kemarin, bahwa korban banjir di wilayah Aceh Tamiang mulai diserang berbagai penyakit akibat kondisi lingkungan yang tidak higienis dan keterbatasan fasilitas kesehatan, terutama di lokasi pengungsian.

Warga yang mengungsi di sejumlah titik melaporkan banyak yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), batuk, demam, penyakit kulit dan gatal-gatal, serta luka-luka akibat terbawa arus banjir maupun terkena benda tajam saat berupaya menyelamatkan diri.

Putra Zulfirman menyebutkan, sejumlah korban terdampak juga mulai mengalami gangguan pencernaan, terutama anak-anak dan lansia, akibat konsumsi air tidak layak minum dan makanan yang sudah terkontaminasi.

Ia menyebutkan, kebutuhan mendesak di lapangan saat ini bukan hanya bahan pangan, tetapi juga kebutuhan pokok untuk mendukung keselamatan dan kesehatan para korban banjir, pemerintah harus segera bertindak, situasi mulai terpuruk.

Adapun kebutuhan yang sangat mendesak, berupa; Air minum, Air bersih untuk kebutuhan harian, Obat-obatan dasar dan antiseptic, tenda pengungsian dan Fasilitas WC portable.

Pengungsi juga butuh selimut dan alas tidur, kebutuhan khusus bayi dan perempuan (susu, popok, pembalut, dan pakaian dalam), Pakaian layak pakai dan perhatian khusus tenaga kesehatan.

Putra Zulfirman menegaskan, sebagian besar wilayah terdampak masih mengalami kesulitan akses transportasi karena sejumlah ruas jalan utama terputus akibat banjir dan longsor.

Kondisi Aceh Tamiang, Minggu (7/12/2025). Dokumentasi

"Beberapa titik pengungsian berada di lokasi yang terisolir. Perahu karet atau kendaraan tinggi sangat dibutuhkan untuk menyalurkan bantuan ke sana. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan penyakit akan semakin meluas," ujar Putra Zulfirman sebagai penghubung kawan-kawan di Aceh Tamiang.

Sementara itu, Posko PWI Aceh Peduli Korban Banjir dan Longsor di Banda Aceh terus berkoordinasi dengan jaringan wartawan daerah, lembaga kemanusiaan, dan pihak pemerintah untuk mempercepat distribusi bantuan.

Koordinator Posko Bantuan Kemanusiaan PWI Aceh, Muhammad Saman mengimbau seluruh pihak untuk memperhatikan kondisi para korban banjir di Aceh Tamiang yang kini mulai menghadapi ancaman kesehatan serius.

"Bantuan obat-obatan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya sangat dibutuhkan segera. Kami mengajak semua elemen masyarakat, instansi, dan relawan untuk turut membantu saudara-saudara kita di Aceh Tamiang yang sedang berjuang menghadapi masa sulit ini," kata Muhammad Saman.

Banjir besar yang melanda 18 Kabupaten/Kota di Aceh sejak 26 November 2025 disebabkan oleh curah hujan ekstrem yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari, ditambah dengan meluapnya sejumlah sungai.

Puluhan ribu rumah warga terendam, ribuan hektare lahan pertanian rusak, dan ratusan ribu jiwa terpaksa mengungsi, dan ratusan korban jiwa.

Meski air di beberapa titik mulai surut, namun ancaman penyakit pasca banjir kini menjadi fokus utama penanganan. Pemerintah daerah bersama TNI, Polri, BPBD, dan berbagai lembaga kemanusiaan tengah berupaya mempercepat penyaluran bantuan serta membangun fasilitas sementara untuk kebutuhan air bersih dan sanitasi.

Ketua PWI Aceh Tamiang, Erwan yang sempat terhubung dengan inforakyat.co, tidak membantah jika kondisi di wilayah ujung timur Aceh itu sangat menyedihkan, dan mulai diserang penyakit.

"Berat bang, kami benar-benar lumpuh, Kuala Simpang laksana kota mati pasca banjir, sebagian masih lumpuh tidak ada aktivitas yang menonjol, rasa trauma masih menghantui, rumah-rumah banyak rusak, lumpur menggunung, suasana malam gelap," ucap Erwan melalui sambungan handphone berdurasi singkat, lalu terputus, Senin, (8/12/2025). ||

Tags terkait :

Editor : Redaksi

Kanal : News, Daerah, Bencana, Peristiwa, Bantuan, Banjir, KORBAN