“Saya menilai Bupati Aceh Selatan katria, secara jentelmen meminta maaf kepada Presiden Prabowo, Mendagri, Gubernur Aceh dan seluruh masyarakat Indonesia, atas kelalaian dan kegelapannya. Ini adalah jiwa besar seorang pimpinan, jangan lagi digiring opini negative, kita fokuskan diri kepada pemulihan bencana,” ungkap Siska Elviadi Rajo Evi.
TAPAKTUAN | inforakyat.co– Ketua organisasi yang berlindung di bawah bendera Partai Golkar, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Aceh Selatan, menilai penyampaian permintaan maaf Bupati Aceh Selatan secara terbuka melalui cuplikan video berdurasi 1,50 detik adalah sikap rendah hati, berjiwa besar dan ksatria.
Permohonan maaf secara terbuka itu disampaikan H. Mirwan MS dengan rendah hati itu, menyebar ke seluruh pada Senin, 8 Desember 2025 malam, memantik perhatian publik.
"Atas ketidaknyamanan, keresahan dan kekecawaan banyak pihak, terutama bapak presiden Republik Indonesia H Prabowo Subianto, bapak Mendagri H. Tito Karnavian, bapak Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf, dan seluruh lapisan masyarakat Aceh, terkhusus warga Aceh Selatan," ucap H. Mirwan MS.
Lanjut bupati Aceh Selatan, "Kami menyadari bahwa atas kepergian kami ditengah musibah telah menyita perhatian publik, dan mengganggu stabilitas nasional. Kami berjanji akan terus bekerja, bertanggung jawab terhadap Aceh Selatan pasca musibah banjir
tetap dan terus bekerja keras untuk memulihkan kepercayaan masyarakat," imbuhnya.

Dalam video tersebut bupati mengucapkan ketenagaan, "Yang paling penting adalah kejadian serupa tidak terulang di masa yang akan datang, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya bagi kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin," tutup Mirwan MS," narasi video yang berselancar diberbagai platform, dikutip inforakyat.co, Selasa, 9 Desember 2025.
Ketua AMPI Aceh Selatan, Siska Elviadi Rajo Evi menuturkan, pihaknya menilai opini negatif terhadap Bupati Aceh Selatan "meninggalkan daerah saat bencana " adalah narasi yang terlalu dipolitisir, padahal masih masih isu-isu penting lain yang butuh perhatian pemerintah.
"Framing Bupati Aceh Selatan pergi Umroh pasca bencana banjir terkesan dan cenderung berlebihan, sebenarnya sebelum berangkat ke Tanah Suci, bupati telah meninjau kondisi banjir dan terus konsentrasi berkoordinasi dengan Plt Sekda, Kapolres, pak Dandim dan BPBD, namun perkembangan isu yang muncul seolah-olah melarikan diri dari tanggung jawab," papar Siska Elviadi Rajo Evi.
Setahu kami, tambah mantan anggota DPRK Aceh Selatan itu, penanganan banjir di Trumon Raya berjalan dengan baik, sesuai arahan dan hasil koordinasi dengan Forkopimda dan OPD terkait.
Berdasarkan peninjauan sejumlah pihak, dan laporan dari BPBD Aceh Selatan dan para camat di Trumon Raya, kondisi banjir di Trumon Raya terkendali dengan baik, pengungsi juga sudah beraktivitas. Sayangnya, isu tentang Bupati Umroh terus merebak dan terkesan dibesar-besarkan, padahal masih banyak momen penting lainnya pascabencana yang lebih prioritas.
"Kami berharap kita semua berpikir jernih, jangan lagi saling menyalahkan dan berhenti menggiring isu-isu negatif atas musibah yang terjadi, pemerintah diharapkan terus maksimal melakukan penanggulangan dan pemulihan bencana. Terimakasih pak Presiden, Para Menteri, gubernur Aceh dan TNI-Polri, yang terus bekerja keras demi Aceh bangkit," tutup Rajo Evi. ||




