“H + 15 bencana alam yang melanda sejumlah kabupaten/kota, ongkos transportasi Banda Aceh-Lhokseumawe masih normal, hanya terjadi penambahan pada penyeberangan jembatan putus di Kuta Blang, itupun tidak terlalu menguras kocek”
"H + 15 bencana alam yang melanda sejumlah kabupaten/kota, ongkos transportasi Banda Aceh-Lhokseumawe masih normal, hanya terjadi penambahan pada penyeberangan jembatan putus di Kuta Blang, itupun tidak terlalu menguras kocek"
BIREUEN | inforakyat.co – Walaupun oprit jembatan Krueng (sungai) Tingkeum, Kutablang, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh putus, dan mengalami gangguan transportasi di lintasan Banda Aceh-Medan, Sumatera Utara, namun biaya atau ongkos transportasi kendaraan penumpang tidak mengalami lonjakan signifikan.
Pantauan inforakyat.co, perajalanan darat rute Banda Aceh-Lhokseuma harus digembleng secara estafek akibat oprik jembatan di kriueng Tingkeum, Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, putus diterjang bencana banjir pada Rabu, 26 November 2025 malam.
Banjir yang melanda Aceh masih menyisakan duka, masyarakat terdapak masih kesulitan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM), terutama di wilayah pantai Barat-Selatan, indikasinya terlihat kendaraan masih antrian panjang di sejumlah SPBU di sepanjang jalan Tapaktuan-Banda Aceh.
Kemudian energi listrik masih padam secara bergiliran, Selasa malam, 9 Desember 2025, suasana di sepanjang jalan tampak gelap gulita, kecuali di pusat perkotaan ada sinar lampu.

Gas Elpiji subsidi 3 Kilogram Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau Gas Elpiji Melon, juga terjadi kelangkaan di sejumlah kabupaten/kota.
Ketika wartawan media menumpang bus angkutan, dari Tapaktuan-Banda Aceh masih berkutat di kisaran Rp.180.000 per orang. Banda Aceh ke Kuta Blang Kabupaten Bireuen, tepatnya jembatan putus dibanderol Rp.110.000, include jasa harlan (loket).
Menembus batasan Bireuen menuju Aceh Utara/Lhokseumawe harus menyeberang sungai Tingkem menggunakan jasa boat (perahu) bermesin, maksimal penumpang 6 sampai 9 orang menurut kapasitas Ketek.
"Cukup bayar Rp.10.000 saja bang, ini sebagai ganti kami memberikan pertolongan kepada masyarakat. Saya sudah sepekan berada di sini untuk melansir penumpang," ucap Dahrial sambil memutar kemudi, mengaku berasal dari Jeunieb, Bireuen, Rabu, 10 Desember 2025.
Sebelum dilepaskan ikatan tali di sandaran darurat, Dahrial menginstruksikan penumpang untuk memakai baju pelampung yang sudah disiapkan, tujuan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Tiba di seberang, puluhan mobil L300 dan sopir siaga menunggu sewa untuk diberangkatkan ke titik tujuan. Tidak butuh waktu lama, mobil pun melaju membawa penumpang.
Berapa ongkos ke Lhokseumawe bang?? Tanya salah seorang penumpang. "Bayar Rp30.000 ribu aja, maklumlah buk, kalau kemarin-kemarin Cuma Rp 20.000-Rp25.000, wajar kalau hari ini Rp.30.000, karena keadaan sedang serba mahal," ungkap sopir yang diketahui bernama Ridwan.
Dalam perjalanan ia sempat bercerita tentang tragedi bencana alam, dari makan mie instan direndam saja pakai air aqua gelas, hingga lumpur menggenangi rumah penduduk.
Baca Juga:
300 Pengungsi Aceh Tenggara Ratap Kesedihan, Bertahan di Balai Desa karena Rumah Telah Tiada
"Pagi pertama (Kamis, 27/11/2025), banjir sudah mengepung perkampungan, air deras bercampur lumpur menggenangi rumah penduduk. Gak ada nasi, apalagi sumber api. Hari kedua saya cari makan dengan berjalan kaki, ada orang jualan, nasi yang biasanya dijual Rp5.000 per bungkus kecil, naik drastis menjadi Rp12.000 per bungkus," kisah Ridwan.
Akhirnya, perjalanan wartawan media sampai di tujuan, hitung-punya hitung, biaya transportasi dari Tapaktuan ke Lhokseumawe relative normal, yakni Rp330.000 per jiwa, belum termasuk transportasi perkotaan. ||




