“Beban mental harus dipulihkan melalui pendekatan komunikasi, humanis, konseling ringan, dan aktivitas bermain untuk anak-anak, Polri turunkan Tim Trauma healing di Aceh Tamiang,” kata Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto.
Tim Trauma Healing gabungan ini terdiri dari personel Biro Psikologi SSDM Polri, Bagpsi Biro SDM Polda Aceh, dan Polwan RI. Salah satu lokasi kegiatan adalah di Posko Pengungsian Desa Sriwijaya, Kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang.
Di sana, tim memberikan layanan trauma healing kepada 350 orang pengungsi, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia. Selain masyarakat umum, tim juga memberikan dukungan psikososial kepada 15 orang keluarga personel yang tinggal di Asrama Kebun Tengah, Desa Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda.
Dukungan serupa juga diberikan kepada 15 personel Polri di Asrama Polisi Kota Kuala Simpang. Mereka semua turut terdampak banjir.
Kabid Humas Polda Aceh Kombes Joko Krisdiyanto mengatakan bahwa program trauma healing ini berfokus pada pemulihan kondisi psikologis masyarakat pascabencana.
"Melalui pendekatan komunikasi yang humanis, konseling ringan, dan aktivitas bermain untuk anak-anak, tim membantu warga kembali merasa kuat, aman, dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang sedang mereka hadapi," ujar Kombes Joko Krisdiyanto melalui siaran persnya.
Masih keterangan Kabid Humas Polda Aceh, anak-anak juga diajak bermain dan berinteraksi agar kembali ceria serta terbebas dari tekanan emosional akibat musibah.
Kegiatan ini memberikan sejumlah manfaat nyata bagi para penyintas banjir agar merasakan perhatian dan bantuan psikologis yang membantu mereka dalam menghadapi situasi dengan lebih tenang dan optimistis.
Di samping itu, masyarakat di lokasi pengungsian menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas perhatian yang diberikan oleh Polri.
"Kehadiran tim trauma healing dinilai sangat membantu, terutama dalam menguatkan mental warga di tengah masa pemulihan yang penuh tantangan," imbuhnya.
Mengakhiri penyampaiannya, Joko Krisdiyanto menyebutkan bahwa kegiatan ini sekaligus menunjukkan bahwa Polri tidak hanya hadir dalam aspek keamanan dan penanganan fisik bencana, tetapi juga memperhatikan kondisi psikologis masyarakat secara menyeluruh, selain mengerahkan bantuan logistik," pungkasnya. ||




